Monday 11 March 2013

Ular Hitam dan Ular Putih

Ular Hitam dan Ular Putih

Alkisah di dekat sebuah bukit, ada seekor ular hitam. Ular hitam ini amatlah kejam. Pekerjaannya hanyalah membunuh, membunuh, dan membunuh. Ia tidak mau tahu dan tidak peduli dengan kebaikan, mata batinnya telah buta akan kebaikan.

Di tempat lain, di atas bukit tinggallah seekor ular putih yang bijaksana dan luhur. Ular putih ini selalu berbuat baik sehingga ia disegani oleh hewan-hewan lainnya.



Hari berganti hari, si ular hitam yang semakin menua pun merenung. "Apa yang terjadi bila aku mati nanti?" setelah merenungkan dirinya sendiri ia mendengar kabar bahwa ada seekor ular yang bijaksana dan luhur tinggal di atas bukit. Ular hitam pun memutuskan untuk pergi ke tempat dimana ular putih itu berada. Namun karena malu, si ular hitam pun menyamar agar ia dapat mencapai puncak bukit. Tak lama kemudian, ia pun sampai di tempat ular putih tinggal. Sesampainya di sana, sang ular putih sedang berceramah dan ular hitam pun mendengarkan ceramahnya. Setelah mendengar ceramah ular putih, ular hitam pun terharu. Ia menangis dan berkata, "Apa yang telah saya perbuat?? Saya menyesal!" Lantas sang ular hitam pun membuka penyamarannya dan menghadap sang ular putih dengan hormat. Setelah menghormat, sang ular hitam pun bertekad untuk tidak berbuat kejahatan lagi, ia bertekad untuk mau membantu hewan lain, ia bertekad untuk tidak menggigit makhluk lain. Hewan lain yang menyaksikan sang ular hitam bertekad pun berbahagia dan menjadi saksi atas tekad si ular hitam pula.

Akan tetapi, pada suatu hari. Ketika sang ular hitam sedang beristirahat di dekat pemukiman, tiba-tiba seorang anak kecil menginjaknya dengan tidak sengaja. Anak itu pun ketakutan. Sang ular hitam pun ingin marah, tapi ia segera tersadar akan tekadnya untuk tidak menggigit makhluk lain. Akhirnya sang ular hitam pun hanya terdiam. Melihat ular hitam tidak merespon, anak itu memanggil teman-temannya. Kemudian, anak-anak itu meledek sang ular dengan berteriak, "Hei tukang rayap! Dasar cacing kegedean!" Sontak sang  ular pun marah akan tetapi ia tetap teguh pada tekadnya. Melihat sang ular tetap diam, anak-anak itu malah semakin menjadi, malahan ia memukuli sang ular hitam itu. Sudah puas mengerjai ular hitam, anak-anak itu pun pulang. Ular hitam pun merasa menderita. Ia menganggap bahwa kebaikan itu adalah omong kosong, karena ia bertekad untuk berbuat baik, ia menderita. Segera setelah itu, sang ular hitam pun menghampiri sang ular putih dengan penuh amarah.

"INI SEMUA SALAHMU!!" Kata ular hitam. Ular putih yang tidak tahu apa-apa hanya dapat bertanya, "Duhai ular hitam, memangnya kesalahan apa yang telah saya perbuat kepadamu?" Ular hitam menjawab, "Iya! Ini semua salahmu! Karena kamu saya menjadi seperti ini! Saya tidak mau berbuat baik lagi!!" Mendengar perkataan sang ular hitam, ular putih pun membalas dengan teguran, "Aku memang menyuruhmu untuk berbuat baik, aku memang menyuruhmu untuk tidak menggigit makhluk lain, dasar kamu ular bodoh! Ular dungu! Aku tidak menyuruhmu untuk tidak 'mendesis'!" (membela diri)

Ular putih pun berlalu setelah berkata itu dan ular hitam pun sadar dan segera merenung. Ia sadar bahwa ia kurang bijak di dalam tekadnya sendiri.

Pesan yang disampaikan dalam cerita ini adalah bahwa kita boleh memegang/menganut yang kita anggap baik. Akan tetapi, kita tidak harus buta akan padanya. Percaya buta pada sesuatu hanya akan membuat kita bodoh seperti ular hitam tadi. Ia memegang teguh kebaikan, ia memegang teguh tekadnya, tekadnya memang baik tapi ia tidak bijak. Ia seperti orang bodoh yang disiksa dan dipukuli hanya karena ia tidak berpikir untuk mendesis.

Oleh karena itu, bagi setiap orang yang bertekad untuk berbuat baik, berbuat baiklah. Akan tetapi, ketika di dalam masalah, jangan lupa untuk 'mendesis'. 'Mendesis' ini bukanlah merupakan hal yang buruk, kita hanya membela diri kita dan tanpa menyakiti hati dan fisik orang lain.

Jadi berbijaksanalah di segala perbuatan.

Akhir kata, mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Sekian dan terimakasih :D
Poskan komentar dengan
Poskan komentar dengan

No comments :