Monday 11 March 2013

Dokter dan Babi

Dokter dan Babi

Alkisah pada suatu hari, ada seorang dokter yang baru saja membeli mobil sport yang amat mewah. Dokter itu pun mengambil cuti dan berlibur ke desa menggunakan mobil sportnya itu. Dia pun memacu mobil itu dengan cepat karena di desa tersebut memang sepi, tidak seperti di kota, padat dan ramai. Dokter itu pun menikmati perjalanannya dalam keadaan ngebut

Suatu ketika, ada seorang petani yang kucel sedang bersandar di sebuah gerbang kandang. Petani itu pun berteriak tak mau kalah dengan suara mobil sport si dokter, ia bertiak, "Babbiiiii!!!"

Sang dokter yang menyangka dirinya diteriaki babi pun jengkel. Ia pun dengan sombongnya membalas petani itu dengan menoleh dan berteriak, "Babi? Kamu yang babi!!"

Tanpa sadar, karena lengah saat menoleh, ia pun menabrak seekor babi di jalanan yang tidak ia lihat. Mobil sport yang baru ia beli rusak parah. Akhirnya uang si dokter pun habis untuk dirinya dan untuk memperbaiki mobilnya yang rusak parah.

Pesan moral yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah, bahwa kita sebagai manusia, walaupun sedang berada ditingkat keberhasilan janganlah sombong. Kita juga jangan merasa selalu benar dan juga jangan selalu ingin menang sendiri. Sebagai makhluk sosial, kita hendaknya juga mau dan dapat saling mendengarkan antara satu dengan yang lain tidak seperti si dokter yang dengan angkuh dan keras kepala tidak mendengar dan tidak waspada ketika menyetir. Demikian di dalam kehidupan ini.

Oleh sebab itu, jadilah manusia yang rendah hati dan mau mendengarkan orang lain. Seperti Prudential, "Always listening, always understanding."

Cerita Si Dokter dan Mobilnya diadaptasi dari cerita Babi Jalanan oleh Ajahn Brahm dalam buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya
Poskan komentar dengan
Poskan komentar dengan

No comments :